Ladisca (@ldscaokta)
Genre:
Romance, Friendship
Length:
Chapter
Tittle:
That Day
Cast:
Arisaka Ayana, Park Chanyeol, Oh Sehun, and Others
Ini karya saya, ide saya. Jangan plagiat. Copas? Take it with full credit. Kamsahamnida ^^
[Ayana POV]
Kulihat foto itu dan mendengarkan
kotak musik yang mengalun indah, juga kupeluk boneka teddy bear kecil nan imut. Tetapi kalung
berhiaskan permata biru ini masih bertahan melingkar di leherku. Aku
benar-benar menyukai kalung ini. Terlebih lagi, aku merindukanmu.
“Aku merindukanmu, Chanyeol-kun.
Sebentar lagi hampir selesai kegiatan studi SMA Hojoku di Jepang. Dan aku akan
melanjutkan kuliah di Universtas Inha Korea. Aku akan menemuimu. Tidak lupa
juga dengan adik sepupumu itu, Sehunnie.”
Flashback
Saat aku masih duduk dibangku
sekolah dasar kelas 5, aku menangis karena buku gambarku dirusak oleh anak-anak
nakal yang mendiskripsikanku sebagai anak penyendiri dan aneh. Seenaknya saja
mereka merusak padahal aku benar-benar bersusah payah untuk menggambar.
Tiba-tiba ada seorang anak
laki-laki berpawakan tinggi menghampiriku dan mengusir anak-anak nakal yang
menjahiliku. Mungkin karena anak laki-laki ini begitu tinggi, mereka takut dan
pergi.
“Gwaenchanha?” tanyanya.
Aku hanya tetap menangis, tidak
mengerti apa yang ia katakan.
“Apa kau baik-baik saja?” tanyanya
lagi. Benar-benar agak aneh dia berbicara Bahasa Indonesia dengan aksennya itu.
Aku hanya mengangguk sesekali
sambil terisak.
Anak laki-laki itu mengambil buku
gambarku yang telah lusuh dan memberikannya kepadaku.
“Terima Kasih,” ucapku.
“Ne.”
Anak laki-laki itu memelukku,
seakan aku ini adik kecilnya. Tidak lama, ia melepas genggamannya dan memberiku
satu pack permen yupi untuk membuatku tersenyum lagi. Mungkin.
Dia pergi begitu saja sembari
tersenyum dengan memperlihatkan giginya yang berjajar rapi. Aku tak mengenalnya
tapi sungguh, ia benar-benar membuatku tersenyum kembali. Seolah-olah dia
adalah pembawa Happy Virus bagiku.
‘Kau siapa? Kenapa kau baik
sekali padaku?’ batinku.
**
Keesokan hari setelah pulang
sekolah, aku berjalan menuju taman perumahan yang selalu kulewati setiap
harinya. Dan ya, kudapati anak laki-laki yang kemarin menolongku.
“Hai,” sapanya dengan senyumnya
yang menggemaskan.
Aku mengangguk dan tersenyum.
“Aku Park Chanyeol, kau siapa?”
“Arisaka Ayana.”
“Apa kau orang Jepang? Namamu terlihat
seperti orang Jepang.”
“Ayahku orang Jepang. Kau sendiri
orang mana? Kenapa aksenmu aneh sekali?” tanyaku, benar-benar tidak sopan.
“Aku orang Korea. Aku ke sini
hanya berlibur 1 minggu untuk menjenguk Ahjumma dan Ahjussi keluarga Oh dan
juga menjemput adik sepupuku, Oh Sehun.”
“Bahasa Indonesiamu lumayan bagus
walau agak sedikit lucu karena aksen Koreamu.”
“Ahaha terima kasih. Senang
berkenalan denganmu, Ayana-chan.”
“Senang berkenalan denganmu juga,
Chanyeol-kun.”
Hari demi hari aku dan Chanyeol semakin
akrab, dia memberiku panggilan kecil “Achan” menggemaskan sekali bukan? Tapi
tunggu, tersisa 1 hari lagi dia di sini. Aku benar-benar tak ingin dia pergi.
Chanyeol sudah seperti kakak bagiku dan juga Sehun.
“Apa besok kau akan kembali?”
tanyaku.
“Ne. Jangan sedih Achan. Kita
pasti akan bertemu kembali. Mungkin saat kita sudah besar nanti,” jawabnya.
“Apa kau mau berjanji denganku
suatu saat nanti kita akan bertemu kembali?”
“Pasti!” jawabnya mantap.
“Hyung! Ayo kita makan malam,
Appa dan Eomma sudah menunggu!” teriak Sehun dari kejauhan.
“Ah ne, Sehun-ah. Aku segera ke
sana! Aku mengantar pulang Achan dahulu.”
“Ayo pulang Achan,” lagi-lagi
Chanyeol tersenyum. Benar-benar menggemaskan!
“Iya,” akupun ikut tersenyum.
**
Ya. Hari ini Chanyeol dan Sehun akan
pergi ah bukan, kembali ke Korea tepatnya. Benar-benar liburan yang sangat
singkat untukmu, Chanyeol-kun? Aku ingin kau dan Sehun tetap berada di sini
menemaniku.
Tak sadar aku menggambar Chanyeol
yang waktu itu menyelamatkanku dari anak-anak nakal. Kuhias gambaranku sebagus
mungkin dengan memberi warna-warni. Lalu kuberi judul gambaran itu ‘My Hero, Chanyeol-kun’
“Kau kenapa menangis?”
“Kau sendiri, kenapa kau pergi?
Kenapa kau tak tinggal di sini saja dengan keluarga Oh? Kupikir Bahasa
Indonesiamu lumayan bagus. Kalau anak-anak nakal kemarin menggangguku lagi
bagaimana? Siapa yang akan menolongku, Chanyeol-kun?”
“Kau tenang saja. Mereka tidak
akan mengganggumu lagi. Aku sudah memperingati mereka untuk tak mengganggumu.
Aku yakin setelah aku pergi nanti kau akan menjadi anak yang pemberani.”
“Mana bisa begitu! Kalau aku
merindukanmu bagaimana?”
“Kalau kau merindukanku....,”
Chanyeol terhenti, kemudian mengeluarkan 3 buah benda dari tasnya.
“Kalau kau merindukanku kau bisa
mendengarkan kotak musik ini dan memeluk boneka teddy bear yang sama denganku. Dan juga
yang terpenting maukah kau memakai kalung ini dan menjaganya untukku?”
“Aku mau sekali, Chanyeol-kun!”
“Baiklah. Kupakaikan untukmu,
kemari.”
Melingkarlah sebuah kalung dengan
berhiaskan permata biru di leherku. Benar-benar cantik sekali. Aku akan
menjaganya. Aku janji, Park Chanyeol.
“Kau... cantik sekali, Achan.”
DEG!
Wajahku memerah, “te-terima
kasih, Chanyeol-kun”
Chanyeol melihatku, dia tertawa
lalu memelukku. Benar-benar hangat sekali.
“Oh iya, sebelum aku pergi,
maukah kau berfoto denganku sebagai kenang-kenangan, Achan?”
“Tentu saja aku mau.”
“Sehun-ah, tolong ambilkan
polaroidku lalu fotokan aku dengan Achan ya! Nanti kita foto bertiga juga!”
teriak Chanyeol pada Sehun.
“Ne, hyung.”
1, 2, 3, 4, 5! Ckrek. Dan ya,
jadilah.
2 keping kertas foto untukku, 2
keping kertas foto untuk Chanyeol, 1 keping kertas foto untuk Sehun. Kami
bertiga memperhatikan wajah kami betapa lucunya berbagai ekspresi yang ada di
foto tersebut hingga membuat kami tertawa. Melupakan tangisku.
“Chanyeol-kun, Sehunnie. Ini aku
menggambar sesuatu untukmu. Maaf kalau tidak ada apa-apanya. Aku harap kalian
mau menyimpannya dan terus mengingatku,” terangku sambil menyobek 2 kertas
gambar yang ada di buku gambarku.
Chanyeol tersenyum. Yeah, mungkin
karena judul yang aku berikan, ‘My Hero, Chanyeol-kun’ diikuti dengan senyuman
Sehun yang tak kalah manis dengan Chanyeol karena judul yang aku berikan,
‘Sehunnie’.
“Tentu saja aku akan menjaganya,
Achan!” serempak Chanyeol dan Sehun.
“Ahahaha, baiklah terima kasih,”
balasku dengan tertawa.
“Terima kasih, Achan. Aku akan
menjaga dan menyimpannya. Pasti aku akan merindukanmu. Sayonara!”
“Sayonara, Chanyeol-kun, Sehunnie.
Aku juga akan merindukanmu!”
**
2 tahun kemudian..
[Chanyeol POV]
“Apakah kau Park Chanyeol dan kau
Oh Sehun?” tanya seseorang yang berada di samping gerbang sekolah hingga aku
dan Sehun mendongak ke belakang.
“Ne, ada apa?” tanyaku.
“Kami dari SM. Entertainment
ingin merekrut kalian menjadi trainee. Apa kalian berminat?”
“Mwo? Trainee?” Sehun terbelalak.
“Ne. Kami sudah mengetahui bakat
dan perkembangan kalian selama ini.”
“Aku mau!” serempak
jawaban Chanyeol dan Sehun.
“Baiklah. Selamat datang di SM.
Entertainment. Aku harap setelah kalian pulang sekolah nanti,
datanglah ke SM. Building di 521 Apgujeong-dong, Gangnam-gu, Seoul.”
“Ne, arasseo.”
Flashback End
[Author POV]
3 tahun melakukan studi di SMA
Hojo Jepang, sekarang, Ayana anak keturunan Indonesia-Jepang itu belajar dengan
giat agar bisa masuk di Universitas Inha Korea. Tekad dan keinginannya itu di
dukung oleh orang tuanya. Ayana memang anak yang cerdas tetapi cenderung pendiam.
Dia juga mandiri, karena semenjak kecil ia selalu ditinggal kerja oleh orang
tuanya. Ibu sebagai Duta Hubungan Internasional Indonesia-Jepang dan Ayahnya
bekerja sebagai manager Kawasaki, salah satu merk motor terkenal di dunia.
Benar-benar orang tua gila kerja.
Berbagai macam test sudah ia
lalui, semuanya tidak sia-sia. Tuhan menghendaki impiannya selama ini. Dia
diterima sebagai mahasiswa di Universitas Inha. Keberangkatannya juga tidak
akan lama lagi, setelah ia melakukan upacara kelulusan di SMA Hojo nanti ia
langsung ingin terbang ke Korea.
[Chanyeol POV]
“Ya! Chanyeol-ah! Bisakah kau
sedikit tepat waktu? Kau ini selalu saja terlambat,” omel Suho-hyung, leaderku
lebih tepatnya.
“Mianhae, Suho-hyung. Eommaku
benar-benar mengkhawatirkan keadaan mataku. Aku baru saja menuruti
permintaannya untuk check ke dokter.”
“Ya sudah, ayo kita kembali
latihan. 5 hari lagi kita akan mengikuti SMTown World Tour di Tokyo, jadi kita
juga perlu bekerja keras agar nanti maksimal.”
“Arasseo hyung,” serempak
Chanyeol, Baekhyun, Sehun, D.O, dan Kai menjawab.
[Ayana POV]
H-6 menginjak hari kelulusan,
sedih? Senang? Entahlah semuanya menjadi satu. Mungkin aku sedih karena aku
akan merindukan teman baikku, Yukari. Tapi tidak bisa dipungkiri juga aku
senang karena impianku tercapai bisa diterima dan menjadi salah satu mahasiswa
di Universitas Inha Korea.
Tok. Tok. Tok.
“Ayana-chan? Boleh aku masuk? Aku
Yukari.”
“Ah, masuk saja Yukari-chan. Ada
apa kemari?”
“Aku merindukanmu.”
“Aku tidak merindukanmu,
Yukari-chan.”
“Aissh, kau menyebalkan sekali,
Ayana-chan! Hmm, kau mau tidak menemaniku nonton konser SMTown World Tour nanti
di Tokyo Dorm?”
“Tentu saja aku mau!
Aku ingin sekali bertemu dengan Super Junior, SNSD, SHINee, KangTa,
BoA, f(x), TVXQ!”
“Kau melupakan satu lagi,
Ayana-chan.”
“Benarkah? Memang apa?”
“EXO. Kau tidak tahu?”
“Tidak.”
“Ah sayang sekali kau tidak tahu
menahu mereka. Tapi wajar saja sih, tahun 2012 kemarin mereka baru saja
melakukan debutnya.”
“Mungkin karena aku sibuk
mengikuti test ujian masuk Universitas Inha Korea, aku menjadi tidak update
lagi ya?”
“Ahahaha, bisa saja kau! Aku
kasih tahu tentang EXO ya, Ayana-chan. EXO itu dibagi jadi 2 sub-unit. Satu
EXO-K satunya lagi EXO-M. EXO-K yang berarti Korea, lalu EXO-M yang berarti
Mandarin. Tetapi tidak semua member EXO-M itu orang Chinesee. Di EXO-M ada Kris
sebagai leader, Luhan sebagai lead vocal/dancer, Lay sebagai main dancer,
Xiumin sebagai lead dancer, Tao sebagai main rapper, dan Chen sebagai main
vocal. Di EXO-K ada Suho sebagai leader, D.O sebagai lead vocal, Baekhyun
sebagai main vocal, Kai sebagai main dancer, Chanyeol sebagai main rapper,
terakhir Sehun sebagai lead dancer dan maknae.....”
Tunggu.
Chanyeol? Sehun?
Ah tidak. Mungkin hanya kebetulan
saja.
“Ayana-chan!” teriak Yukari
membuyarkan lamunanku.
“Ah ya?”
“Kau kenapa melamun? Kau tidak
mendengarkanku?”
“Aku mendengarkanmu, hanya saja
ada yang mengusik di pikiranku. Entah apa itu, aku sendiri juga bingung,
Yukari-chan. Gomen ne.”
“Ah tak apa. Jadi, 5 hari kedepan dan
1 hari sebelum hari kelulusan kita pergi ke Tokyo Dorm. Aku sudah membelikan
tiket untukmu jauh hari. Anggap saja ini hadiah kelulusan dariku!”
“Kau baik sekali, Yukari-chan.
Aku menyayangimu.”
“Ahahaha, aku juga menyayangimu,
Ayana-chan. Aku akan menjemputmu nanti.”
“Arigato Gozaimasu, Yukari-chan!”
“Do itashimashite, Ayana-chan.
Dewa mata.”
“Ja mata.”
**
@ Tokyo Dorm
“Ayana-chan, aku lelah menunggu
antrian, aku haus,” rengek Yukari.
“Apa kau mau kubelikan minum di
market sana?”
“Ya, aku mau ocha dingin.”
“Baiklah, tunggu.”
“Jangan lama-lama, Ayana-chan!”
[Author POV]
Sepanjang jalanan Tokyo Dorm
benar-benar ramai dan penuh sesak akibat
fangirl dan fanboy yang berjajar mengantri tiket. Padahal interview akan
dimulai 1 jam lagi dan konsernya? Entahlah tidak tahu. Ganbatte minna-san!
Setelah Ayana memasuki market
dengan disapa sejuknya AC dan karyawan market, ia berjalan menuju etalase
minuman dingin. Bingung ia ingin memilih minuman apa. Setelah memilah-milih
akhirnya ia tetap memilih apple tea kesukaannya dan pesanan Yukari, ocha. Saat Ayana membalikkan
badan tiba-tiba...
BRUK!
“Aduh!” teriak Ayana.
“Mianhae, noona!” kata pemuda laki-laki
yang terlihat gugup dan masih muda bertampang imut ini segera menolongnya dan mengambil minuman yang jatuh.
“Anata wa... Umm, eh, arghhh,”
bingung pemuda tersebut mau melanjutkan kosakata apa. Ayana hanya terdiam dan melihat dengan tatapan datar.
“Kau bukan orang sini?” tanya
Ayana dengan hangukmal barangkali ia orang Korea.
“Bukan, aku dari China. Tapi aku bisa
hangukmal, untung kau bisa, kalau tidak aku bisa mati tanpamu.”
“Mwo? Nae ga wae?”
“Aku tidak bisa bahasa Jepang.
Mianhae, kau bisa membantuku?”
“Membantu apa? Kau baru saja
menabrakku lalu kau malah meminta bantuanku? Aneh sekali,” jawab Ayana kesal.
“Mianhae noona, aku benar-benar
tidak sengaja. Aku panik dikejar oleh banyak yeoja di luar.”
“Dikejar? Memang kau artis?”
tanya Ayana sambil tertawa. Pemuda itu bingung lalu kemudian ikut tertawa juga,
agar tidak ketahuan kalau dia benar-benar artis. Mungkin.
“Mungkin karena aku namja imut
lalu aku dikejar banyak yeoja, hihi,”
“Arraseo. Kau meminta apa?” tanya
Ayana.
“Boleh kupinjam topimu?”
“Hanya itu saja?”
“Iya, bagaimana?”
“Ne,” jawab Ayana sembari melepas
topinya, lalu memakaikannya ke pemuda tersebut.
“Gomawo. Biar aku saja yang
membayar minumanmu,” kata pemuda itu.
“Jinjja?”
“Ne. Sebagai permintaan maafku
karena telah menabrakmu.”
“Ah, ne. Gomawo.”
Careless, careless. Shoot
anonymous, anonymous.
Heartless, mindless. No one who
care about me..
“Yeoboseyo?” sapa pemuda ke
handphonenya.
“Ya! Kau keluyuran ke mana saja? Semua
sudah menunggumu! Cepatlah ke Tokyo Dorm, sebentar lagi kita ada interview!”
“Mianhae, aku akan ke sana
secepatnya.”
Tut.
“Permisi aku harus pergi dahulu,
nanti kalau kita bertemu aku kan mengembalikan topimu. Boleh ku tahu namamu?”
pinta pemuda itu.
“Arisaka Ayana imnida.”
“Baiklah, gomawo, Ayana-ssi,”
senyum pemuda tersebut sambil melambaikan tangannya. Membuat Ayana benar-benar
meleleh.
**
[Ayana POV]
“Yukari-chan! Gomen, aku
membelinya lama sekali. Tadi juga karena aku ditabrak oleh seseorang tapi aku
tidak apa-apa. Ini minumanmu.”
“Benarkah kau tidak apa-apa?
Syukurlah. Antrian sudah jalan, segera kita habiskan minumannya. Kita dilarang
membawa makanan dan minuman di dalam.”
“Kau benar.”
Sudah berada di depan pintu
masuk, tetapi kita harus melewati seleksi keamanan oleh security. Dilarang membawa
professional camera/SLR/DSLR, makanan atau minuman. Tetapi untung saja camera
digitalku ini lolos, hihi. Lalu aku memasuki lorong yang menuju pintu VIP.
Setelah ngaret 1 jam lamanya,
akhirnya show pun dimulai. F(x) sebagai opening disambut histeris oleh fanboy
dan fangirl di dalam dorm, termasuk aku. Lalu bergantian dengan artis lain,
Super Junior, SHINee, BoA, KangTa, SNSD, TVXQ. Ini benar-benar DAEBAK! Yang terakhir
perform bukan sebagai closing, tetapi terakhir karena artis lain sudah perform.
Ya, EXO.
“Itu EXO! Ayana-chan! EXO!!!”
teriak Yukari melebihi yang ada di dorm, menurutku.
“Ya aku tahu! Mereka keren!”
sahutku histeris.
“Tentu saja! Lihatlah, judul lagu
ini HISTORY.”
Akupun hanya mengangguk saja,
lalu kembali ikut berteriak 'EXO! EXO! EXO!' walaupun sebenarnya aku masih belum tahu
menahu mengenai EXO. Dan selama EXO perform, cameraman juga bertugas mengambil gambar untuk ditampilkan di screen besar, dan selama itu pula aku memperhatikan member EXO.
Tunggu.
Apa aku salah lihat?
Bukankah itu pria yang
tadi menabrakku?
Dia artis?
JADI DIA BENAR-BENAR ARTIS?
DAN, ITU EXO?!!
TBC.