Jumat, 01 Maret 2013

[FF] That Day - Chapter 1

Author:
Ladisca (@ldscaokta)

Genre:
Romance, Friendship

Length:
Chapter

Tittle:
That Day

Cast:
Arisaka Ayana, Park Chanyeol, Oh Sehun, and Others

Ini karya saya, ide saya. Jangan plagiat. Copas? Take it with full credit. Kamsahamnida ^^ 




[Ayana POV]
Kulihat foto itu dan mendengarkan kotak musik yang mengalun indah, juga kupeluk boneka teddy bear kecil nan imut. Tetapi kalung berhiaskan permata biru ini masih bertahan melingkar di leherku. Aku benar-benar menyukai kalung ini. Terlebih lagi, aku merindukanmu.
“Aku merindukanmu, Chanyeol-kun. Sebentar lagi hampir selesai kegiatan studi SMA Hojoku di Jepang. Dan aku akan melanjutkan kuliah di Universtas Inha Korea. Aku akan menemuimu. Tidak lupa juga dengan adik sepupumu itu, Sehunnie.”

Flashback

Saat aku masih duduk dibangku sekolah dasar kelas 5, aku menangis karena buku gambarku dirusak oleh anak-anak nakal yang mendiskripsikanku sebagai anak penyendiri dan aneh. Seenaknya saja mereka merusak padahal aku benar-benar bersusah payah untuk menggambar.
Tiba-tiba ada seorang anak laki-laki berpawakan tinggi menghampiriku dan mengusir anak-anak nakal yang menjahiliku. Mungkin karena anak laki-laki ini begitu tinggi, mereka takut dan pergi.
“Gwaenchanha?” tanyanya.
Aku hanya tetap menangis, tidak mengerti apa yang ia katakan.
“Apa kau baik-baik saja?” tanyanya lagi. Benar-benar agak aneh dia berbicara Bahasa Indonesia dengan aksennya itu.
Aku hanya mengangguk sesekali sambil terisak.
Anak laki-laki itu mengambil buku gambarku yang telah lusuh dan memberikannya kepadaku.
“Terima Kasih,” ucapku.
“Ne.”
Anak laki-laki itu memelukku, seakan aku ini adik kecilnya. Tidak lama, ia melepas genggamannya dan memberiku satu pack permen yupi untuk membuatku tersenyum lagi. Mungkin.
Dia pergi begitu saja sembari tersenyum dengan memperlihatkan giginya yang berjajar rapi. Aku tak mengenalnya tapi sungguh, ia benar-benar membuatku tersenyum kembali. Seolah-olah dia adalah pembawa Happy Virus bagiku.
‘Kau siapa? Kenapa kau baik sekali padaku?’ batinku.

**

Keesokan hari setelah pulang sekolah, aku berjalan menuju taman perumahan yang selalu kulewati setiap harinya. Dan ya, kudapati anak laki-laki yang kemarin menolongku.
“Hai,” sapanya dengan senyumnya yang menggemaskan.
Aku mengangguk dan tersenyum.
“Aku Park Chanyeol, kau siapa?”
“Arisaka Ayana.”
“Apa kau orang Jepang? Namamu terlihat seperti orang Jepang.”
“Ayahku orang Jepang. Kau sendiri orang mana? Kenapa aksenmu aneh sekali?” tanyaku, benar-benar tidak sopan.
“Aku orang Korea. Aku ke sini hanya berlibur 1 minggu untuk menjenguk Ahjumma dan Ahjussi keluarga Oh dan juga menjemput adik sepupuku, Oh Sehun.”
“Bahasa Indonesiamu lumayan bagus walau agak sedikit lucu karena aksen Koreamu.”
“Ahaha terima kasih. Senang berkenalan denganmu, Ayana-chan.”
“Senang berkenalan denganmu juga, Chanyeol-kun.”
Hari demi hari aku dan Chanyeol semakin akrab, dia memberiku panggilan kecil “Achan” menggemaskan sekali bukan? Tapi tunggu, tersisa 1 hari lagi dia di sini. Aku benar-benar tak ingin dia pergi. Chanyeol sudah seperti kakak bagiku dan juga Sehun.
“Apa besok kau akan kembali?” tanyaku.
“Ne. Jangan sedih Achan. Kita pasti akan bertemu kembali. Mungkin saat kita sudah besar nanti,” jawabnya.
“Apa kau mau berjanji denganku suatu saat nanti kita akan bertemu kembali?”
“Pasti!” jawabnya mantap.
“Hyung! Ayo kita makan malam, Appa dan Eomma sudah menunggu!” teriak Sehun dari kejauhan.
“Ah ne, Sehun-ah. Aku segera ke sana! Aku mengantar pulang Achan dahulu.”
“Ayo pulang Achan,” lagi-lagi Chanyeol tersenyum. Benar-benar menggemaskan!
“Iya,” akupun ikut tersenyum.

**

Ya. Hari ini Chanyeol dan Sehun akan pergi ah bukan, kembali ke Korea tepatnya. Benar-benar liburan yang sangat singkat untukmu, Chanyeol-kun? Aku ingin kau dan Sehun tetap berada di sini menemaniku.
Tak sadar aku menggambar Chanyeol yang waktu itu menyelamatkanku dari anak-anak nakal. Kuhias gambaranku sebagus mungkin dengan memberi warna-warni. Lalu kuberi judul gambaran itu ‘My Hero, Chanyeol-kun’
“Kau kenapa menangis?”
“Kau sendiri, kenapa kau pergi? Kenapa kau tak tinggal di sini saja dengan keluarga Oh? Kupikir Bahasa Indonesiamu lumayan bagus. Kalau anak-anak nakal kemarin menggangguku lagi bagaimana? Siapa yang akan menolongku, Chanyeol-kun?”
“Kau tenang saja. Mereka tidak akan mengganggumu lagi. Aku sudah memperingati mereka untuk tak mengganggumu. Aku yakin setelah aku pergi nanti kau akan menjadi anak yang pemberani.”
“Mana bisa begitu! Kalau aku merindukanmu bagaimana?”
“Kalau kau merindukanku....,” Chanyeol terhenti, kemudian mengeluarkan 3 buah benda dari tasnya.
“Kalau kau merindukanku kau bisa mendengarkan kotak musik ini dan memeluk boneka teddy bear yang sama denganku. Dan juga yang terpenting maukah kau memakai kalung ini dan menjaganya untukku?”
“Aku mau sekali, Chanyeol-kun!”
“Baiklah. Kupakaikan untukmu, kemari.”
Melingkarlah sebuah kalung dengan berhiaskan permata biru di leherku. Benar-benar cantik sekali. Aku akan menjaganya. Aku janji, Park Chanyeol.
“Kau... cantik sekali, Achan.”

DEG!

Wajahku memerah, “te-terima kasih, Chanyeol-kun”
Chanyeol melihatku, dia tertawa lalu memelukku. Benar-benar hangat sekali.
“Oh iya, sebelum aku pergi, maukah kau berfoto denganku sebagai kenang-kenangan, Achan?”
“Tentu saja aku mau.”
“Sehun-ah, tolong ambilkan polaroidku lalu fotokan aku dengan Achan ya! Nanti kita foto bertiga juga!” teriak Chanyeol pada Sehun.
“Ne, hyung.”

1, 2, 3, 4, 5! Ckrek. Dan ya, jadilah.
2 keping kertas foto untukku, 2 keping kertas foto untuk Chanyeol, 1 keping kertas foto untuk Sehun. Kami bertiga memperhatikan wajah kami betapa lucunya berbagai ekspresi yang ada di foto tersebut hingga membuat kami tertawa. Melupakan tangisku.
“Chanyeol-kun, Sehunnie. Ini aku menggambar sesuatu untukmu. Maaf kalau tidak ada apa-apanya. Aku harap kalian mau menyimpannya dan terus mengingatku,” terangku sambil menyobek 2 kertas gambar yang ada di buku gambarku.
Chanyeol tersenyum. Yeah, mungkin karena judul yang aku berikan, ‘My Hero, Chanyeol-kun’ diikuti dengan senyuman Sehun yang tak kalah manis dengan Chanyeol karena judul yang aku berikan, ‘Sehunnie’.
“Tentu saja aku akan menjaganya, Achan!” serempak Chanyeol dan Sehun.
“Ahahaha, baiklah terima kasih,” balasku dengan tertawa.
“Terima kasih, Achan. Aku akan menjaga dan menyimpannya. Pasti aku akan merindukanmu. Sayonara!”
“Sayonara, Chanyeol-kun, Sehunnie. Aku juga akan merindukanmu!”

**

2 tahun kemudian..

[Chanyeol POV]
“Apakah kau Park Chanyeol dan kau Oh Sehun?” tanya seseorang yang berada di samping gerbang sekolah hingga aku dan Sehun mendongak ke belakang.
“Ne, ada apa?” tanyaku.
“Kami dari SM. Entertainment ingin merekrut kalian menjadi trainee. Apa kalian berminat?”
“Mwo? Trainee?” Sehun terbelalak.
“Ne. Kami sudah mengetahui bakat dan perkembangan kalian selama ini.”
“Aku mau!” serempak jawaban Chanyeol dan Sehun.
“Baiklah. Selamat datang di SM. Entertainment. Aku harap setelah kalian pulang sekolah nanti, datanglah ke SM. Building di 521 Apgujeong-dong, Gangnam-gu, Seoul.”
“Ne, arasseo.”

Flashback End

[Author POV]
3 tahun melakukan studi di SMA Hojo Jepang, sekarang, Ayana anak keturunan Indonesia-Jepang itu belajar dengan giat agar bisa masuk di Universitas Inha Korea. Tekad dan keinginannya itu di dukung oleh orang tuanya. Ayana memang anak yang cerdas tetapi cenderung pendiam. Dia juga mandiri, karena semenjak kecil ia selalu ditinggal kerja oleh orang tuanya. Ibu sebagai Duta Hubungan Internasional Indonesia-Jepang dan Ayahnya bekerja sebagai manager Kawasaki, salah satu merk motor terkenal di dunia. Benar-benar orang tua gila kerja.
Berbagai macam test sudah ia lalui, semuanya tidak sia-sia. Tuhan menghendaki impiannya selama ini. Dia diterima sebagai mahasiswa di Universitas Inha. Keberangkatannya juga tidak akan lama lagi, setelah ia melakukan upacara kelulusan di SMA Hojo nanti ia langsung ingin terbang ke Korea.

[Chanyeol POV]
“Ya! Chanyeol-ah! Bisakah kau sedikit tepat waktu? Kau ini selalu saja terlambat,” omel Suho-hyung, leaderku lebih tepatnya.
“Mianhae, Suho-hyung. Eommaku benar-benar mengkhawatirkan keadaan mataku. Aku baru saja menuruti permintaannya untuk check ke dokter.”
“Ya sudah, ayo kita kembali latihan. 5 hari lagi kita akan mengikuti SMTown World Tour di Tokyo, jadi kita juga perlu bekerja keras agar nanti maksimal.”
“Arasseo hyung,” serempak Chanyeol, Baekhyun, Sehun, D.O, dan Kai menjawab.

[Ayana POV]
H-6 menginjak hari kelulusan, sedih? Senang? Entahlah semuanya menjadi satu. Mungkin aku sedih karena aku akan merindukan teman baikku, Yukari. Tapi tidak bisa dipungkiri juga aku senang karena impianku tercapai bisa diterima dan menjadi salah satu mahasiswa di Universitas Inha Korea.

Tok. Tok. Tok.

“Ayana-chan? Boleh aku masuk? Aku Yukari.”
“Ah, masuk saja Yukari-chan. Ada apa kemari?”
“Aku merindukanmu.”
“Aku tidak merindukanmu, Yukari-chan.”
“Aissh, kau menyebalkan sekali, Ayana-chan! Hmm, kau mau tidak menemaniku nonton konser SMTown World Tour nanti di Tokyo Dorm?”
“Tentu saja aku mau! Aku ingin sekali bertemu dengan Super Junior, SNSD, SHINee, KangTa, BoA, f(x), TVXQ!”
“Kau melupakan satu lagi, Ayana-chan.”
“Benarkah? Memang apa?”
“EXO. Kau tidak tahu?”
“Tidak.”
“Ah sayang sekali kau tidak tahu menahu mereka. Tapi wajar saja sih, tahun 2012 kemarin mereka baru saja melakukan debutnya.”
“Mungkin karena aku sibuk mengikuti test ujian masuk Universitas Inha Korea, aku menjadi tidak update lagi ya?”
“Ahahaha, bisa saja kau! Aku kasih tahu tentang EXO ya, Ayana-chan. EXO itu dibagi jadi 2 sub-unit. Satu EXO-K satunya lagi EXO-M. EXO-K yang berarti Korea, lalu EXO-M yang berarti Mandarin. Tetapi tidak semua member EXO-M itu orang Chinesee. Di EXO-M ada Kris sebagai leader, Luhan sebagai lead vocal/dancer, Lay sebagai main dancer, Xiumin sebagai lead dancer, Tao sebagai main rapper, dan Chen sebagai main vocal. Di EXO-K ada Suho sebagai leader, D.O sebagai lead vocal, Baekhyun sebagai main vocal, Kai sebagai main dancer, Chanyeol sebagai main rapper, terakhir Sehun sebagai lead dancer dan maknae.....”

Tunggu.
Chanyeol? Sehun?
Ah tidak. Mungkin hanya kebetulan saja.

“Ayana-chan!” teriak Yukari membuyarkan lamunanku.
“Ah ya?”
“Kau kenapa melamun? Kau tidak mendengarkanku?”
“Aku mendengarkanmu, hanya saja ada yang mengusik di pikiranku. Entah apa itu, aku sendiri juga bingung, Yukari-chan. Gomen ne.”
“Ah tak apa. Jadi, 5 hari kedepan dan 1 hari sebelum hari kelulusan kita pergi ke Tokyo Dorm. Aku sudah membelikan tiket untukmu jauh hari. Anggap saja ini hadiah kelulusan dariku!”
“Kau baik sekali, Yukari-chan. Aku menyayangimu.”
“Ahahaha, aku juga menyayangimu, Ayana-chan. Aku akan menjemputmu nanti.”
“Arigato Gozaimasu, Yukari-chan!”
“Do itashimashite, Ayana-chan. Dewa mata.”
“Ja mata.”

**

@ Tokyo Dorm

“Ayana-chan, aku lelah menunggu antrian, aku haus,” rengek Yukari.
“Apa kau mau kubelikan minum di market sana?”
“Ya, aku mau ocha dingin.”
“Baiklah, tunggu.”
“Jangan lama-lama, Ayana-chan!”

[Author POV]
Sepanjang jalanan Tokyo Dorm benar-benar  ramai dan penuh sesak akibat fangirl dan fanboy yang berjajar mengantri tiket. Padahal interview akan dimulai 1 jam lagi dan konsernya? Entahlah tidak tahu. Ganbatte minna-san!
Setelah Ayana memasuki market dengan disapa sejuknya AC dan karyawan market, ia berjalan menuju etalase minuman dingin. Bingung ia ingin memilih minuman apa. Setelah memilah-milih akhirnya ia tetap memilih apple tea kesukaannya dan pesanan Yukari, ocha. Saat Ayana membalikkan badan tiba-tiba...

BRUK!

“Aduh!” teriak Ayana.
“Mianhae, noona!” kata pemuda laki-laki yang terlihat gugup dan masih muda bertampang imut ini segera menolongnya dan mengambil minuman yang jatuh.
“Anata wa... Umm, eh, arghhh,” bingung pemuda tersebut mau melanjutkan kosakata apa. Ayana hanya terdiam dan melihat dengan tatapan datar.
“Kau bukan orang sini?” tanya Ayana dengan hangukmal barangkali ia orang Korea.
“Bukan, aku dari China. Tapi aku bisa hangukmal, untung kau bisa, kalau tidak aku bisa mati tanpamu.”
“Mwo? Nae ga wae?”
“Aku tidak bisa bahasa Jepang. Mianhae, kau bisa membantuku?”
“Membantu apa? Kau baru saja menabrakku lalu kau malah meminta bantuanku? Aneh sekali,” jawab Ayana kesal.
“Mianhae noona, aku benar-benar tidak sengaja. Aku panik dikejar oleh banyak yeoja di luar.”
“Dikejar? Memang kau artis?” tanya Ayana sambil tertawa. Pemuda itu bingung lalu kemudian ikut tertawa juga, agar tidak ketahuan kalau dia benar-benar artis. Mungkin.
“Mungkin karena aku namja imut lalu aku dikejar banyak yeoja, hihi,”
“Arraseo. Kau meminta apa?” tanya Ayana.
“Boleh kupinjam topimu?”
“Hanya itu saja?”
“Iya, bagaimana?”
“Ne,” jawab Ayana sembari melepas topinya, lalu memakaikannya ke pemuda tersebut.
“Gomawo. Biar aku saja yang membayar minumanmu,” kata pemuda itu.
“Jinjja?”
“Ne. Sebagai permintaan maafku karena telah menabrakmu.”
“Ah, ne. Gomawo.”

Careless, careless. Shoot anonymous, anonymous.
Heartless, mindless. No one who care about me..

“Yeoboseyo?” sapa pemuda ke handphonenya.
“Ya! Kau keluyuran ke mana saja? Semua sudah menunggumu! Cepatlah ke Tokyo Dorm, sebentar lagi kita ada interview!”
“Mianhae, aku akan ke sana secepatnya.”

Tut.

“Permisi aku harus pergi dahulu, nanti kalau kita bertemu aku kan mengembalikan topimu. Boleh ku tahu namamu?” pinta pemuda itu.
“Arisaka Ayana imnida.”
“Baiklah, gomawo, Ayana-ssi,” senyum pemuda tersebut sambil melambaikan tangannya. Membuat Ayana benar-benar meleleh.

**

[Ayana POV]
“Yukari-chan! Gomen, aku membelinya lama sekali. Tadi juga karena aku ditabrak oleh seseorang tapi aku tidak apa-apa. Ini minumanmu.”
“Benarkah kau tidak apa-apa? Syukurlah. Antrian sudah jalan, segera kita habiskan minumannya. Kita dilarang membawa makanan dan minuman di dalam.”
“Kau benar.”

Sudah berada di depan pintu masuk, tetapi kita harus melewati seleksi keamanan oleh security. Dilarang membawa professional camera/SLR/DSLR, makanan atau minuman. Tetapi untung saja camera digitalku ini lolos, hihi. Lalu aku memasuki lorong yang menuju pintu VIP.
Setelah ngaret 1 jam lamanya, akhirnya show pun dimulai. F(x) sebagai opening disambut histeris oleh fanboy dan fangirl di dalam dorm, termasuk aku. Lalu bergantian dengan artis lain, Super Junior, SHINee, BoA, KangTa, SNSD, TVXQ. Ini benar-benar DAEBAK! Yang terakhir perform bukan sebagai closing, tetapi terakhir karena artis lain sudah perform. Ya, EXO.

“Itu EXO! Ayana-chan! EXO!!!” teriak Yukari melebihi yang ada di dorm, menurutku.
“Ya aku tahu! Mereka keren!” sahutku histeris.
“Tentu saja! Lihatlah, judul lagu ini HISTORY.”
Akupun hanya mengangguk saja, lalu kembali ikut berteriak 'EXO! EXO! EXO!' walaupun sebenarnya aku masih belum tahu menahu mengenai EXO. Dan selama EXO perform, cameraman juga bertugas mengambil gambar untuk ditampilkan di screen besar, dan selama itu pula aku memperhatikan member EXO.

Tunggu.
Apa aku salah lihat?
Bukankah itu pria yang tadi menabrakku?
Dia artis?
JADI DIA BENAR-BENAR ARTIS?
DAN, ITU EXO?!!

TBC.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar